19+ Ide Baju Basahan Pengantin Terbaik

19+ Ide Baju Basahan Pengantin Terbaik - Baju Basahan Pengantin


Yogyakarta - Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono serta Wapres dan Ibu Herawati Boediono, serta Ketua MPR Sidarto Danusubroto, dan pejabat tinggi lainnya, Selasa (22/10), ikut menonton ritual pernikahan putri Keraton Yogyakarta GKR Hayu dengan KPH Notonegoro. Dengan mengenakan baju takwa, destar (tutup kepala), wangkingan (keris), sindur (sabuk), kain wiron (wiru), serta cenelo (selop), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X memimpin langsung ijab kabul putrinya di masjid Panepen Keraton Yogyakarta. KPH Notonegoro juga resmi menjadi suami dari putri keempat Sri Sultan HB X, GKR Hayu.

Pakaian Pengantin Jawa Basahan

Sesuai adat keraton, proses ijab kabul tidak menghadirkan calon mempelai perempuan. Calon pengantin laki-laki melulu ditemani kerabatnya guna menjalankan proses dilangsungkan singkat.

Sultan HB X menyuruh Kanjeng Raden Penghulu Dipodiningrat mengucapkan khotbah nikah yang dilanjutkan ijab kabul. Setelah itu, KPH Notonegoro mengerjakan sungkem untuk Sri Sultan sebagai wujud penghormatan.

Seusai akad nikah dilangsungkan, GKR Hayu dan KPH Notonegoro dipertemukan dalam suatu tata-cara keraton yang diberi nama, temantin panggih (pengantin bertemu).

Upacara panggih dimulai kehadiran Sultan HB X beserta permaisuri GKR Hemas yang disambut dengan mengalunnya gending Prabu Mataram serta Raja Manggala. Sesaat kemudian, regu pengantin lelaki tiba. Tampak GBRAy Murdokusumo sedang di urutan depan mengiringi abdi dalem keparak. Para gusti membawa pisang sanggan serta kembar mayang, disusul abdi dalem yang menarikan tarian edan-edanan.

Pakaian Pengantin Adat Jawa Basahan

KPH Notonegoro, yang mengenakan baju basahan disambut gending Ladrang Pengantin. GKR Hayu yang didampingi kakak tertuanya, GKR Pembayun terlihat menyusul kedatangan sang suami dengan baju basahan, dan gending Bindri juga bergema sebagai tanda memulai upacara panggih di Bangsal Kencono.

Sepasang suami-istri baru tersebut lantas saling melempar gantal (sirih) dan dilanjutkan pecah telur serta pengantin putri mencuci kaki pengantin laki-laki. Setelah itu dilaksanakan upacara pondhongan. Di sini pengantin putri di-pondhong (digendong, Red) oleh pengantin lelaki yang ditolong GBPH Suryadiningrat. Setelah prosesi tersebut selesai, kedua mempelai langsung menerima perkataan selamat dari selama 3.000 tamu undangan.

"Inggih Sendika"
Sebelumnya, pada Senin (21/10) malam, Sri Sultan HB X meminta kesungguhan putrinya sebelum menikah. Prosesi dinamakan sebagai tantingan. "Inggih sendika,” jawab GKR Hayu. Dengan jawaban itu, berarti GKR Hayu sudah menerima KPH Notonegoro sebagai suaminya.

Upacara yang dilakukan di Emper Kagungan Dalem Bangsal Prabayeksa itu dilangsungkan singkat. Tidak terdapat kalimat lain, di samping dialog antara Sri Sultan HB X dan GKR Hayu.

Pakaian Pengantin Adat Jawa Basahan

Prosesi tantingan adalah tata urutan upacara adat pernikahan keraton sesudah sebelumnya digelar nyantri dan siraman. Dalam upacara kali ini, Sri Sultan didampingi Permaisuri GKR Hemas dan putri-putri lainnya, menanyakan untuk GKR Hayu guna kemantapan hati serta kesiapannya menikah dengan pria yang meminangnya.

Prosesi tantingan juga ditonton Penghulu Kraton Raden Penghulu Ahmad Kamaludiningrat, Abdi Dalem Pemetakan dan petugas KUA Kecamatan Kraton.

Berdasarkan keterangan dari GBRAy Murdakusuma, upacara tantingan dimaksudkan guna menanyakan kemantapan dan kesiapan calon mempelai wanita untuk dinikahkan supaya tetap dilaksanakan. Upacara tantingan yang dilangsungkan singkat, mempunyai makna yang lumayan dalam. Sang ayah (Sri Sultan HB X) memberikan sepenuhnya opsi hidup untuk putrinya.

Tanpa tidak sedikit percakapan, Sri Sultan HB X langsung undur diri dan mengarah ke Bangsal Kesatriyan, lokasi calon mempelai laki-laki bermalam.

Busana dan Rias Pengantin Solo Basahan  Tumpi.id

Dalam trafik itu, Sri Sultan sempat menanyakan untuk KPH Notonegoro, apakah bakal meniitipkan sesuatu untuk calon istrinya, GKR Haryu. Mendapat pertanyaan ini ia langsung memungut setangkai bunga berwarna hijau toska yang dipakai untuk dekorasi dan di berikan kepada calon mertuanya.

Saat menerima setangkai bunga ini, Sri Sultan juga bertanya, "Wis iki wae, ra nganggo I love you barang?" (Apakah melulu ini (setangkai bunga) saja, enggak pakai perkataan 'aku cinta kamu'?) Pertanyaan tersebut hanya dibalas dengan senyuman oleh KPH Notonegoro.

Sumber:Suara Pembaruan

19 Baju Pengantin Adat Jawa Tengah - Sering Jalan
Jogja basahan.. from @okyyudistari Jogja paes ageng modifikasi Mua
Pakaian Pengantin Adat Jawa Solo
Sepasang Baju Pengantin Dodot Dodotan Prodo Adat Jawa Solo Jogja Basahan  Kebayadiva Kualitas Terbaik
19 Baju Pengantin Dodot
Pakaian Pengantin Jawa Basahan
Pengantin jawa solo basahan  Pengantin wanita, Pengantin
model-baju-pengantin-tradisional-jawa-timur-19x19 model-baju
Pakaian Pengantin Adat Jawa Basahan
keindahan pengantin solo basahan untuk informasi paket pernikahan
Pakaian Pengantin Adat Jawa Jogja
19 Baju Pengantin Dodot
Gaya rias pengantin jawa yang anggun dan mempesona  merdeka.com
Gaun Pengantin Adat Jawa Ternyata Memiliki Banyak Perbedaan
Pakaian Pengantin Adat Jawa Basahan
Gaya rias pengantin jawa yang anggun dan mempesona  merdeka.com
19 Baju Pengantin Dodot
Related : 19+ Ide Baju Basahan Pengantin Terbaik.