PONTIANAK, Media - Pelaksanaan Festival Arakan Pengantin dalam rangka meramaikan Hari Jadi ke-245 Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dilangsungkan meriah, Minggu (9/10/2016).
Sebanyak 9 kumpulan peserta Festival Arakan Pengantin dilepas Wali Kota Pontianak Sutarmidji dan Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono dari halaman Museum Negeri Provinsi Kalbar.
Peserta arak-arakan pengantin mulai berparade dari halaman Museum Negeri melalui Jalan Ahmad Yani mengarah ke Masjid Raya Mujahidin.
Kesembilan peserta Festival Arakan Pengantin tersebut adalah perwakilan dari 6 kecamatan se-Kota Pontianak, Bank Kalbar, Sanggar Kembang Serumpun dan SMAN 5. Di samping peserta arakan pengantin, terdapat 18 pasangan pengantin yang dinikahkan secara massal.
Wali Kota Pontianak Sutarmidji memaparkan, Festival Arakan Pengantin ini dilangsungkan dalam rangka mengenang Harjad ke-245 Kota Pontianak.
Setiap peringatan Harjad Kota Pontianak, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus menampilkan sekian banyak kegiatan khususnya kaitannya dengan adat istiadat dan tradisi masyarakat Kota Pontianak, salah satunya arakan pengantin ini.
"Ini bertujuan guna tetap melestarikan dan menjaga adat istiadat dan seni kebiasaan masyarakat Pontianak. Hal-hal laksana ini terus anda gali dan anda angkat ke permukaan, mulai dari kuliner, seni kebiasaan arakan pengantin, saprahan dan sebagainya sampai-sampai akar kebiasaan khas Kota Pontianak tidak bakal luntur,” ujar Sutarmidji, di Pontianak, Minggu (9/10/2016).
Kegiatan ini, menurut keterangan dari Sutarmidji, adalah salah satu upaya dalam membalikkan tatanan-tatanan mula atau dasar dari masing-masing seni kebiasaan maupun hal-hal lainnya yang mempunyai sifat tradisional di Kota Pontianak.
Peringatan Harjad Pontianak tahun ini lebih tidak sedikit menampilkan seni kebiasaan yang menjadi aset Kota Pontianak. Bahkan Pemkot Pontianak sedang membukukan jenis-jenis kue tradisional khas Kota Pontianak.
Kendati mayoritas kuliner tradisional telah ditampilkan, tetapi tidak tidak banyak penganan tradisional tersebut yang belum diusung ke permukaan.
“Seperti kemarin di Kampung Bansir ketika acara saprahan, kita menyaksikan ada sejumlah jenis makanan yang belum diperlihatkan ternyata tersebut kue tradisional Kota Pontianak,” tutur Sutarmidji.
Pada tahun sebelumnya, Pemkot Pontianak pun menggelar nikah massal untuk pasangan calon pengantin dari kalangan masyarakat tidak mampu. Prosesi pernikahan untuk 18 pasangan pengantin yang berasal dari enam kecamatan se-Kota Pontianak ini dilaksanakan secara bareng di Masjid Raya Mujahidin.